Pengalaman Operasi Kalaizon (Part V)

Nama aku kembali dipanggil setelah menunggu diluar beberapa saat. Aku masuk dengan bergegas karena sudah lelah dengan macet tadi pagi. Pucuk mataku terasa basah karena tak sanggup melihat raut mamah yg sangat khawatir. Aku membuka gagang pintu yg terbuat dari besi berlapiskan material plastik. Kami duduk di depan dokter.


Sebelumnya, aku tulis disini yaa cerita aku Pengalaman Operasi Kalaizon (Part IV). Hehehe tapi maaf ya aku nulisnya dibuat part begitu karena emang panjang banget ini cerita (sepanjang jalan kenangan ceileh). So yeah, lanjut ya ke part ini !

Dokter terlihat sudah mempersiapkan berkas-berkasnya.
"Kalau dari saya boleh saja operasi kalau mau dihilangkan. Nah, langkah selanjutnya besok cek darah dulu terus cek ke penyakit dalam. Nantinya, sebetulnya yg akan lebih menentukan boleh atau enggaknya itu dari dokter poli dalam ya..."
Fyi poli penyakit dalam itu adalah bagian untuk memerika kondisi tubuh bagian dalam, apakah ada gula darah, atau penyakit jantung, tau riwayat penyakit lain yg bisa mengganggu jalannya proses operasi.

Dokter memberikan berkas itu dengam instruksi diberikan ke perawat di poli mata. Aku mengikuti instruksi itu sambil berjalan keluar dengan mamah. Selesailah hari pertama yg cukup melelahkan ini.

Singkat cerita, besoknya kami datang lagi untuk cek darah. Aku masuk ke ruang laboratorium sementara mamah menunggu di ruang tunggu. Hal pertama yg aku rasakan adalah takut ! Yap, maybe you will think kalo aku penakut hahaha but inituh emang bener-bener serem ! Jadi aku tuh udah lama banget gak ngeliat jarum suntik. Dan hari ini darah aku bakalan diambil pake jarum suntik :(

Oke, setelah menunggu antrian, inilah saat yang sangat menegangkan itu datang. Petugas lab menyuruh aku untuk menggulung baju sampai diatas siku tangan. Lalu, dia menuangkan alkohol ke kapas. Diusaplah pangkal siku bagian dalam aku (ini rasanya dingin karena alkohol dan bikin gue tambah degdegan !), udah gitu lengan atas gue diiket kencengin pake alat gitu dan tangan gue disuruh mengepal. Petugas bilang "digenggam kuat ya tangannya, biar darahnya keluar. (Disini yg gue pikirin, wagilaaaa pas tangan gue genggem berarti bakalan ditusuk diambil darah dong ? Wah apa gak muncrat tuh ? :( jujur disini gue genggem tangannya gak kuat kuat amat, sengaja lemah aja biar gasakit). Alhasil diambilah darah gue, ditusuk dooong ya ampun sakit :( dan diambilnya iti satu botol kecil. Gilasih gue lemes banget disitu.

Ternyata hasil lab nya gabisa diambil langsung hari itu. Tapi harus nunggu besok. Akhirnya aku sama mamah balik kerumah dan besoknya baru kesini lagi. Ini tangan masih ngilu banget, gue jalan kayak zombie karena nahan tangan yg ngilu. Mamah cuma nyengir hmmmm nyebelin haha

Oyah btw makin kesini tulisan gue makin berantakan deh duh I'm awkward sorry lol. Jadi gini loh, gue tuh kadang gak konsisten. Diawal ngomongnya "aku" kesini sini pake "gue" hahahhaha kira-kira enakan pake yg mana sih kalo dibaca ?

Okelah see you next part !!!

Comments

  1. Ayah JoseSeptember 15, 2019 at 7:59 PM

    Kalo aku sih lebih suka pakai "aku" soalnya lebih ngena untuk ceritanya mbak sulis...

    ReplyDelete
  2. Lusi DanSeptember 15, 2019 at 8:00 PM

    operasi kalaizon itu apa ya mba?jadi penasan

    enakan "aku" bacanya

    ReplyDelete
  3. Ibrahim DutinovSeptember 15, 2019 at 8:26 PM

    hikhiks, ada yang punya masalah yg sama ternyata. kalau gue sih lebih cenderung pengen nulis dengan kata ganti orang pertama-gue, karena lebih santai aja bawaan nulisnya .

    ReplyDelete
  4. Sulaeman DaudSeptember 16, 2019 at 12:10 AM

    Keduanya sebenarnya enak juga teh. Kalo saya lebih enak aku kalo kata ganti orang pertama

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pesan Singkat : Teruntuk yang Hilang dari Seimbang

Pesan Singkat : Teruntuk yang Hilang dari Seimbang Kedamaian itu hadir bersama dinding kamar yang berdiri kokoh melindungiku dari segala ketidakpastian diluar sana. Dinding ini terlalu setia mendengar setiap lagu yang ku putar ditengah malam-malam yang sunyi. Juga mendengar bunyi ketikan jari jemariku yang menuliskan kisah-kisah tak berujung. Semakin hari dinding ini semakin dingin, ia mewakili perasaanku. Hati dan pikiran harus seimbang. Tidak bisa terlalu banyak menggunakan logika tidak juga bisa terlalu banyak menggunakan perasaan. Namun, aku sedang tidak seimbang.  Aku baru saja akan memulai lagi keseimbangan itu dengan menambah sedikit ruang untuk perasaanku bekerja. Logikaku sudah terlalu banyak mengambil bagian dalam hidupku. Dalam menentukan keputusan, dalam berencana, dalam bermimpi, dalam ambisi, dan hampir dalam segala hal. Aku merasa tidak adil dengan hati kecilku. Kenapa tidak sama ukurannya dalam melibatkan hati kecil ini ? aku tidak adil pad...
Read more

Refleksi : Karier

Refleksi : Karier Malam ini tidak dingin, udara panas sisa siang tadi masih terasa. Entahlah, sampai pada ruangan berukuran sedang ini udara panas masih saja ku rasakan. Untungnya ada kipas angin yang sudah sejak 1 tahun lebih aku beli dan masih setia membuatkan angina buatan untuk ruangan ini. Sembari mengetik tugas-tugas kuliah, aku teringat nasihat dosen 2 hari yang lalu. Nasihat yang sebenarnya sudah aku ketahui, maksudnya sudah aku pahami. Namun, ada baiknya tetap mendengarkan. Akhirnya aku jadi ingat kembali. Aku hampir saja lalai. Dosen kelas siang itu menasehati kami tentang karier di dunia saat ini. Apa   yang kita butuhkan bukan sekedar gelar, tapi lebih dari itu, makna dari gelar yang kita dapat. Begitu kira-kira yang bisa aku tangkap dari beliau. Tanpa sadar, aku ikut memperhatikan jari-jari yang mengetik diatas laptop berwarna silver ini. Ajaib ! Sungguh kuasa Tuhan, jari ini bisa mengungkapkan apa yg hati rasakan dan pikiran ini pikirkan. Saat SMA dulu...
Read more

Refleksi : Tentang Usia

Refleksi : Tentang Usia Ditulis saat Sulistia Wargi dalam keadaan tidak puas dengan dirinya sendiri. Dirumah yang hanya ada aku dan seorang kakakku. Mamah dan Bapak menginap dirumah kakak pertamaku yang baru 2 bulan lalu melahirkan, rindu cucu katanya. Malam yang sudah pasti akan menjadi malam panjang karena aku akan berjaga untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku dan beberapa dokumen organisasi maupun komunitas yang aku ikuti. Namun ku cintai mala mini. Dengan sepenuh hatiku, ku haturkan rasa syukur kepada-Nya karena masih dapat bernapas sampai detik ini. Jika ditanya usia, satu hal yang membuatku cemas. Pada angka berapa usia ini akan berhenti bertambah ? Sedangkan masih banyak target yang belum aku capai. Masih belum banyak hal baik yang cukup aku lakukan sebagai bekalku di alam setelah dunia. Masih banyak tugas yang harus ku selesaikan untuk orang-orang yang aku cintai. Sementara aku sendiri terlalu mencintai banyak hal di dunia ini. Aku mencintai Mama, Bapak, keluargak...
Read more