Refleksi : Tentang Usia

Refleksi : Tentang Usia

Ditulis saat Sulistia Wargi dalam keadaan tidak puas dengan dirinya sendiri. Dirumah yang hanya ada aku dan seorang kakakku. Mamah dan Bapak menginap dirumah kakak pertamaku yang baru 2 bulan lalu melahirkan, rindu cucu katanya. Malam yang sudah pasti akan menjadi malam panjang karena aku akan berjaga untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku dan beberapa dokumen organisasi maupun komunitas yang aku ikuti. Namun ku cintai mala mini. Dengan sepenuh hatiku, ku haturkan rasa syukur kepada-Nya karena masih dapat bernapas sampai detik ini.

Jika ditanya usia, satu hal yang membuatku cemas. Pada angka berapa usia ini akan berhenti bertambah ? Sedangkan masih banyak target yang belum aku capai. Masih belum banyak hal baik yang cukup aku lakukan sebagai bekalku di alam setelah dunia. Masih banyak tugas yang harus ku selesaikan untuk orang-orang yang aku cintai. Sementara aku sendiri terlalu mencintai banyak hal di dunia ini. Aku mencintai Mama, Bapak, keluargaku. Aku juga mencintai teman-temanku, guru-guruku, kerabat kerjaku di organisasi maupun komunitas. Juga, setiap orang yang kutemui dimanapun dan memberi kesan tersendiri adalah orang-orang yang aku cintai, orang-orang yang kehilangan orang tuanya, orang-orang yang terkena bencana, orang-orang yang tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah, orang-orang yang jobless, orang-orang stateless, orang-orang di Negara konflik, korban perang, para demonstrans, para buruh paksa, semuanya aku cintai dan seakan jika aku memiliki daya yang cukup ingin rasanya aku membahagiakan mereka semua.

Tentang usia, tidak mungkin aku hidup selamanya. Aku dan semuanya pasti akan kembali pada-Nya. Salah seorang teman pernah berbicara kepadaku “Untuk apa sebenarnya kita sibuk melakukan ini itu ? Toh ujung-ujungnya hidup itu cuma cari makan dan cari bahagiain hati. Itu aja. Gausah terlalu muluk-muluk lah, hidup kan sementara.” Saat ini, aku hanya membalas perkataannya dengan snyuman. Aku tidak tahu apakah harus menentang kalimatnya yang sebagian adalah salah walaupun sebagian lainnya adalah benar, atau aku harus diam saja dan membiarkan ia kehilangan motivasi untuk selalu upgrade kualitas diri karena sesungguhnya dalam tujuan ia yang katanya ‘makan’ dan ‘bahagia’ itu ada arti lebih dalam yang bias digali. Namun, senyum adalah jawaban paling tepat untuk saat itu.

Bagiku, jika ditanya tujuan hidup, tentunnya aku akan lugas menjwab “Bermanfaat bagi orang lain”. Itu saja. Namun tentu semua orang akan faham bahwa ada arti mendalam dibalik itu semua. Karena kita tidak dapat hidup selamanya, maka kita harus dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya uuntuk dapat bermanfaat bagi sesama (manusia) maupun yang bukan sesame (alam dan binatang). Itulah kira-kira.

Tentang usia, sekali lagi aku masih saja risau. Target-target it uterus memburu jantungku. Membuatku sulit terlelap karena memikirkan hal yang bahkan orang lain saja tidak pernah perduli terhadap hal itu. Aku memang seperti ini. Entahlah, mungkin ini buruk bagiku. Karena, aku ingat betul pernah saat SMA aku menangis terseguk-seguk selepas upacara 17 Agustus hanya karena melihat prosesi upacara kecamatan yang sangat tidak kondusif. Beruntung aku memiliki kepala sekolah yang sangat baik hatinya, aku diajaknya masuk keruangan kepala sekolah. Aku diminta untuk  tenang lalu meceritakan alas an aku menangis. Saat itu aku merasa bodoh sekaligus merasa pintar. Haha entahlah usia remaja memang labil.

Tentang usia, sebenarnya tidak perlu terlalu khawatir. Sebab selama kita terus melakukan hal baik dalam hidup, selama itu pula kita adalah manusia yang bermanfaat. Mungkin target yang telah kita susun belum dapat tercapai, namun kita harus melihat bahwa ternyata kita telah menyelesaikan suatu hal baik diluar target kita. Tidak perlu membandingkan diri kita ke orang lain. Setiap dari kita adalah diri kita sendiri. Kita tidak mungkin menemukan dzat yang sama persis dengan diri kita. Tetaplah menjadi diri sendiri dan jangan berhenti menebar kebaikan. Tentang usia, terimakasih masih terus bertambah dan memberi kesempatan-kesempatan dalam hidup J

Comments

Popular posts from this blog

Pesan Singkat : Teruntuk yang Hilang dari Seimbang

Refleksi : Karier