Aku Bertamu - Sulistia Wargi
Aku Bertamu
Desember adalah akhir
Akhir dari kisah tentang harapan dan mimpi
Pernah menjadi syair-syair
Menjadi melodi
Padanya, Desember, aku bertamu
Membawa melodi rindu
Untukmu
Kepada kata yang tak terbaca
Kepada harap yang tak terucap
Kepada mimpi yang tak tersanggupi
Aku bertamu
Aku
Membawa segenggam memori tentang Desember yang kelabu
Pada Rabu
Aku merindu
Aku kalah
Dalam pertempuran melawan rasa yang menggebu
Logikaku runtuhh
Sampai aku jatuhkan lagi hati pada Desember tahun lalu
Aku melangkah
Pada hari-hari yang mengutuk diriku
Menjadi tawanan rindu
Di sudut semesta yang membiru
Aku bertamu
Aku bertamu
Namun tak ada tuan rumah
Aku mengetuk pintu
Namun tak ada senyum merekah
Aku bertamu
Namun tak ada rumah
Aku mengetuk pintu
Namun kamu sudah pindah
Aku bertamu
Namun ini bukan rumah
Aku mengetuk pintu
Namun akhirnya pasrah
Rumah adalah kesucian cinta kita yg bercat putih dengan beranda yang hangat
Kamu berpindah, hanya tinggalkan memori yg sampai saat ini ku ingat
Pun, kamu tak pernah kembali
Karena akupun bertamu sendiri
Bahkan saat tak ada tuan rumah disini
Karena kamulah tuan rumahnya dan kamu tak lagi mengisi
Aku bertamu
Pada kata, pada harap, pada mimpi, yang pernah kita himpun di rumah ini
Aku merindu
Namun aku merindu sendiri
Sebab aku datang sendiri
Tanpa kamu
Aku bertamu
Desember adalah akhir
Akhir dari kisah tentang harapan dan mimpi
Pernah menjadi syair-syair
Menjadi melodi
Padanya, Desember, aku bertamu
Membawa melodi rindu
Untukmu
Kepada kata yang tak terbaca
Kepada harap yang tak terucap
Kepada mimpi yang tak tersanggupi
Aku bertamu
Aku
Membawa segenggam memori tentang Desember yang kelabu
Pada Rabu
Aku merindu
Aku kalah
Dalam pertempuran melawan rasa yang menggebu
Logikaku runtuhh
Sampai aku jatuhkan lagi hati pada Desember tahun lalu
Aku melangkah
Pada hari-hari yang mengutuk diriku
Menjadi tawanan rindu
Di sudut semesta yang membiru
Aku bertamu
Aku bertamu
Namun tak ada tuan rumah
Aku mengetuk pintu
Namun tak ada senyum merekah
Aku bertamu
Namun tak ada rumah
Aku mengetuk pintu
Namun kamu sudah pindah
Aku bertamu
Namun ini bukan rumah
Aku mengetuk pintu
Namun akhirnya pasrah
Rumah adalah kesucian cinta kita yg bercat putih dengan beranda yang hangat
Kamu berpindah, hanya tinggalkan memori yg sampai saat ini ku ingat
Pun, kamu tak pernah kembali
Karena akupun bertamu sendiri
Bahkan saat tak ada tuan rumah disini
Karena kamulah tuan rumahnya dan kamu tak lagi mengisi
Aku bertamu
Pada kata, pada harap, pada mimpi, yang pernah kita himpun di rumah ini
Aku merindu
Namun aku merindu sendiri
Sebab aku datang sendiri
Tanpa kamu
Aku bertamu
Comments
Post a Comment