Menjadi Aku

Minggu, 22 September 2019.
Kepada Yang Terhormat, Aku
Di tempat

Salam sejahtera kepada kita semua. Semoga selalu dalam lindungan-Nya. Sehubungan dengan adanya Tantangan 2 One Day One Post, perkenankan Aku untuk menterjemahkan Aku. Kedalam suatu tulisan yang aku pun kadang tak mengerti menyebutnya apa. Namun jika ku lakukan studi literatur, maka tersebutlah ini sebagai : sastra.

Untuk mempersingkat waktu, marilah kita langsung terjemahkan apa itu Aku. Menjadi Aku yang dibesarkan oleh puisi adalah suatu kebahagiaan yg melekat pada darah, tulang, dan daging. 2008 adalah kali pertama puisiku lahir. Tak jelas ku ingat apa judul puisi pertama itu. Namun yang jelas puisi itu tentang laut. Sebab guruku meminta untuk membuat puisi bertema alam.

Kemudian aku tumbuh besar dengan cinta yang terjaga dikedalaman laut sana. Aku mencintai laut dan ku titipkan hatiku disana. Juga, 2016 aku bertemu buku karya Dewan Kesenian Banten dengan judul "Gelombang Puisi Maritim". Aku semakin tergila-gila pada laut. Aku ingin hidup didalam laut. Menjadi ikan yang selalu damai, menjadi aku.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan aku untuk membawakan sebuah puisi cinta. Tentang hatiku yang selalu menggebu-gebu untuk mencinta. Bukan mencintai manusia, tapi mencintai keagungan-Nya dan karya-Nya. Mungkin karya ini takkan cukup untuk menjelaskan kebesaran karya-Nya. Namun, ijinkan aku, pada kesempatan yang berbahagia ini, mengutip kalimat pada box snack seminar-seminar didesa "selamat menikmati" :

Tak perlu kau ajari aku apa itu cinta
Dengan alasan aku tak pernah bermain mesra
Bersama laki-laki yang ku jumpa

Tak perlu juga ajari aku ketulusan
Dengan alasan aku terlalu tak memperdulikan
Atau terlalu asik sendirian

Aku telah menjadi aku
Aku yang mencintai hidupku
Aku telah menyelami lautan itu
Aku yang bahkan tak bisa berenang begitu
Aku telah menemukan cintaku
Aku yang mendambakan hidup dikedalaman yg merdu
Aku telah menemukan ketulusan untukku
Aku yang menemukan laut sebagai tempat paling aman untuk hatiku, untuk jiwaku, untuk rasaku yang membiru
Akulah aku laksana lautan biru

Comments

Popular posts from this blog

Pesan Singkat : Teruntuk yang Hilang dari Seimbang

Refleksi : Karier

Refleksi : Tentang Usia