Pengalaman Operasi Kalaizon (Part I)

Halo semua !
Sedih banget aku tuh banyak pikiran :( wkwk jadi biar otak sedikit enjoy aku nulis aja deh ya disini !

Apa kabar semua ? Semoga bahagia selalu ya ! Kalau semesta berbiat jahat, jangan dibalas jahat. Tolong berusaha ikhlas dan tetap tebarkan kebaikan. Kamu gak sendiri, karena ada aku yg sedang berjuang juga :)
(Maapin kata-kata pembuka aku yg weird nya hihihi it just because I'm really messed up lol)

Oke, jadi di tulisan kali ini aku bakalan sharing-sharing lagi nih seperti biasanya hehe. Tadinya aku punya niat mau bikin tulisan tema Politik gitu, clue nya Venezuela. Tapi berubung aku bener-bener lagi messed up (like what I said before) aku akhirnya nulis hal-hal ringan aja. So, yeah, aku mau cerita pengalaman aku operasi kalaizon.

Di Part I ini kemungkinan aku gak akan ngebahas soal kalaizonnya langsung. Aku bakalan ngebahas perjalanan aku bolak-balik RS untuk pengobatan konjungtiva disorder aku. Nah, dari perjalanan ini sebetulnya kalaizon itu barulah muncul. Jadi, langsung aja ya kita mulai, yuk ! :)

Akhir Juni 2019, akhirnya aku memutuskan untuk cek ke Puskesmas terdekat sama Mamah. Sebenernya rencana ini udah bertahun-tahun direncanain, tapi selalu terhalang waktu dan keadaan. Kali ini baru bener-bener kita pengen serius untuk ninjad lanjuti masalah di mata kanan aku.

Singkat cerita, sampailah kita di Puskesmas. Respon pertama dari dokter saat ngeliat kondisi mata aku adalah : kaget. Selain itu, mereka juga bingung untuk nentuin diagnosa (mereka butuh beberapa waktu untuk akhirnya bilang kalau ini konjungtiva disorder). Karena tim dari Puskesmas gak bisa nanganin kasus mata aku, akhirnya aku di rujuk ke rumah sakit umum daerah di kota aku. Dengan harap-harap cemas aku melanjutkan perjuangan untuk sembuh menuju rumah sakit tersebut.

Dalam hati kecilku, aku sedih kenapa harus memiliki masalah seperti ini. Even, ketika liat wajah mamah yg cemas, rasanya hati aku remuk. But I know there's always good things behind everything. Aku selalu berusaha husnudzon sama Allah. Berpikir bahwa ini semua pasti Allah kasih ke aku karena Dia sayang ke aku.

Mungkin di part I sampe sini dulu ya guys ceritanya. Aku bakal excited banget untuk lanjutin di part selanjutnya. I'm so glad to share my experience even though maybe that's not such a great one. But aku bakal seneng banget kalo misal kalian bakal terbantu dengan baca kisah aku :( wkwkw jadi mellow

Oke, finally see you soon guys !

Comments

  1. Annur MardiahSeptember 15, 2019 at 12:49 AM

    Chin Up, Kak Sulis! Semangat selalu dalam tulis menulis, hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Refleksi : Tentang Usia

Refleksi : Tentang Usia Ditulis saat Sulistia Wargi dalam keadaan tidak puas dengan dirinya sendiri. Dirumah yang hanya ada aku dan seorang kakakku. Mamah dan Bapak menginap dirumah kakak pertamaku yang baru 2 bulan lalu melahirkan, rindu cucu katanya. Malam yang sudah pasti akan menjadi malam panjang karena aku akan berjaga untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku dan beberapa dokumen organisasi maupun komunitas yang aku ikuti. Namun ku cintai mala mini. Dengan sepenuh hatiku, ku haturkan rasa syukur kepada-Nya karena masih dapat bernapas sampai detik ini. Jika ditanya usia, satu hal yang membuatku cemas. Pada angka berapa usia ini akan berhenti bertambah ? Sedangkan masih banyak target yang belum aku capai. Masih belum banyak hal baik yang cukup aku lakukan sebagai bekalku di alam setelah dunia. Masih banyak tugas yang harus ku selesaikan untuk orang-orang yang aku cintai. Sementara aku sendiri terlalu mencintai banyak hal di dunia ini. Aku mencintai Mama, Bapak, keluargak...
Read more

Refleksi : Ekspektasi

Refleksi : Ekspektasi Salah prinsip dalam hidup yang selama ini aku pegang adalah aku tidak boleh mengecewakan orang lain. Aku harus berusaha semaksimal mungkin untuk membuat orang lain tidak merasa kecewa. Aku harus memberikan yang terbaik. Perihal kecewa dan orang lain, sebenarnya   bukanlah suatu hal sederhana. SSebab ini semua akan menjadi sesuatu yang complivcated ketika kita menghadapinya pada suatu hal yang besar, yang mungkin diluar kendali kita. Aku tidak ingin mengecewakan orang lain. Sebisa mungkin. Namun kemudian, aku tiba di titik lemahku. Ketika aku tidak bisa memenuhi harapan orang lain yang ditaruh kepada kedua pundakku. Disaat itu aku sangat kesal dan marah. Ketika orang lain kecewa terhadap diriku, aku pun kecewa terhadap diriku sendiri. Apa kira-kira kesalahan yang membuatku tidak maksimal sehindda tidak dapat meraih target itu ? sehingga orang lain kecewa karena ekspektasinya kepadak tidak terealisasi ? Aku murung dan seketika tidak banyak bicara. Ak...
Read more